Hai what's up my friends, welcome to my blog ...
Beberapa waktu yang lalu, banyak digelar demo besar-besaran oleh mahasiswa-mahasiswi di Indonesia, untuk menolak kebijakan pemerintah mengenai RUU KPK yang dinilai terdapat hal-hal yang seharusnya tidak diatur dalam RUU tersebut. Gue sempat memantau beberapa waktu ini, terkait demo besar-besaran bahkan teman-teman gue banyak yang turut serta berdemo.
Yang justru menarik perhatian gue disini adalah, banyak banget berita ini-itu yang katanya demo mahasiswa ditunggangi oleh oknum-oknum tertentu. Disini gue memposisikan diri gue yang saat ini juga berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Mahasiswa memiliki kekuatan besar menurut gue karena dapat menggiring masrakat luas tentunya, untuk mengkritisisasi pemerintah terutama dalam masalah kesejahteraan.
Demo yang digelar beberapa waktu lalu, jadi bukti kalau mahasiswa bukan seperti apa yang dikenal dari sisi buruknya tetapi yang harus digarisbawahi adalah tidak semua mahasiswa seperti itu. Mahasiswa mendorong diri untuk melawan arus terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak sepatutnya. Kita melihat dari beberapa penggerak dari universitas tertentu yang sempat diberitakan.
sumber gambar : https://katadata.co.id/berita/2019/09/23/ribuan-mahasiswa-akan-demonstrasi-tolak-rkuhp-dan-uu-kpk-selama-2-hari |
Oke, ini adalah hal yang menarik perhatian, kalo mahasiswa masih memiliki rasa empati kepada negara, dan korsa yang menyatakan bahwa "kami mahasiswa" masih dijunjung tinggi melalui sumpah yang sering diikrarkan.
Tapi dibalik itu semua, gue belum tahu, mana yang benar-benar mengerti tentang permasalahan yang terkait untuk melakukan unjuk rasa tersebut di depan gedung DPRD/DPR RI. Maksud gue, rasanya masih banyak mahasiswa yang hanya sekadar ikut-ikutan untuk ikutan demo. Lucunya lagi, hanya sekadar untuk insta story belaka atau update-an di sosial media.
Emang untuk dugaan gue ini, gue sendiri belum dapat membuktikan apakah memang semua mahasiswa mengetahui titik permasalahannya atau hanya beberapa aja yang benar-benar paham dan sisanya hanya ikut-ikutan agar bisa dibilang "kritis". Bahkan ada istilah baru seperti kliktivisme/ clicktivism yang merupakan sebagai bentuk kritisisasi terhadap sebuah isu yang hanya melakukan following di akun tertentu atau memantau sebagai kritikus di sosial media. Mengenai clicktivism ini sendiri akan gue bahas di postingan selanjutnya.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih udah menyempatkan waktu untuk membaca . Jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang sopan santun . Untuk menghindari komentar SPAM yang masuk , komentar kalian akan gue seleksi terlebih dahulu kemudian gue publikasikan .
Salam , Arjuna Rafi (coganarab_ )