HUT SMAGAS 2017

Hai what's up my friend's, welcome to my blog ...

Sekitar bulan Agustus 2017 lalu, di SMA ku kembali digelar Hari Ulang Tahun Sekolah yang diperingati setiap tahunnya. Di acara tahun ini, aku berkesempatan menjadi panitia acara ini selama kurang lebih satu minggu. Di tahun 2016 lalu, aku sudah pernah menulis tentang HUT SMAGAS. Pada waktu itu, aku masih baru disekolah dan masih menjadi peserta lomba biasa. Acara pada kali ini, ada beberapa tambahan lomba yang di tahun sebelumnya belum dilaksanakan.

Beberapa lomba seperti futsal, voli, dan estafet kelereng turut menjadi sorotan siswa-siswi SMA Negeri 13 Samarinda, terlebih lagi disemarakkan oleh kegiatan joget balon dan joget kursi. Seluruh siswa digiring untuk menyaksikan berbagai perlombaan yang dilaksanakan. Suasana gembira terlihat ketika perlombaan seperti joget balon dan joget kursi yang menjadi pusat perhatian sebab aksi para perserta yang menggelikan.

Lomba estafet kelereng pun menjadi salah satu lomba yang cukup menegangkan. Sebab para peserta, harus menjaga konsentrasi dan keseimbangan kelereng yang dibawa dengan menggunakan sendok kemudian dijepit di bibir. Berbagai variasi wajah yang unik pun aku temukan dsini, beberapa peserta yang gaggal terus mencoba hingga kelereng yang dibawa nya berhasil mencapai garis finish.

Tak hanya perlombaan-perlombaan itu saja yang meriah, futsal competition juga menjadi sorotan dan sangat semarak teriakan dari penonton dari kelas yang mengikuti. Uniknya pada lomba futsal ini, para pemain laki-laki yang ikut bermain wajib menggunakan sarung dan para pemain perempuan wajib menggunakan daster.

Hal menggelikan cukup banyak terjadi, mulai dari pemain yang terjatuh, sarung yang melorot, dan gol yang dicetak tidak sah sebab sarung yang digunakan terlepas, menjadi bahan tertawaan supporter yang memeriahkan. Lomba voli juga turut diramaikan, sebab kedua perlombaan olahraga ini bagaikan primadona di SMA Negeri 13 Samarinda.

Pada hari penutupan, lomba yang diadakan adalah lomba bazaar. Dimana setiap kelas, menjual makanan dan minuman yang dibuat dengan biaya maximal 250 ribu Rupiah. Pada lomba ini juga juri akan menilai dari cita rasa, keunikan, dan kelas yang paling banyak terjual terlebih dahulu maka dinyatakan sebagai pemenang.