Bulan April lalu, aku mengikuti kegiatan Jejak Tradisi Daerah atau JETRADA di Samarinda yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan dan Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat. Kegiatan ini menyangkut mengenai tradisi daerah yang ada di Kalimantan Timur khususnya Samarinda.
Pada kegiatan ini, tema yang dipilih ialah "memahami keragaman tradisi daerah di Timur Borneo : Menjaga Kebhinekaan dalam Bingkai Toleransi". Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dan peserta JETRADA diberikan fasilitas menginap di salah satu hotel di Samarinda. Disini aku dan peserta lain, tidak hanya belajar materi secara in door atau di dalam ruangan, tapi kami diajak untuk mengeksplore kebudayaan dan tradisi daerah dengan study tour.
Jadi dalam kegiatan ini, kami diberikan tugas untuk mengumpulkan informasi mengenai kebudayaan dan tradisi daerah di tempat-tempat yang akan dikunjungi. Setiap peserta sudah diberikan kelompok dan dalam setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda. Sehingga antar satu kelompok dengan kelompok lain tidak sama. Nantinya informasi yang sudah didapatkan tersebut akan di presentasikan.
Sementara aku berada dalam posisi kelompok 1 dan tugas kami, adalah mengumpulkan informasi mengenai tari Belang Hatta yang akan dijelaskan sekaligus dipraktekkan pada hari pertama. Sebelumnya aku sudah mencari materi dari tari Belang Hatta ini, tapi aku tidak menemukan sumber yang secara khusus menjelaskan tarian ini secara detail.
Dan dibawah ini adalah runtutan acara selama 4 hari :
HARI KE 1
Hari pertama adalah pembukaan acara ini oleh kepala penyelenggara yakni Dra. Hendraswati. sekaligus informasi yang disampaikan oleh beliau berkenaan dengan acara yang akan berjalan selama 4 hari ini. Disini semua peserta dituntut harus aktif, sehingga peserta mampu menyaring informasi-informasi yang diberikan oleh narasumber.
Tak hanya itu, dihari pertama adalah penampilan dari sanggar seni Borneo Etnika yang menampilkan tari Belang Hatta, dimana tari ini merupakan tarian kreasi. Tari ini bisa digerakkan oleh beberapa penari sesuai kondisi dalam acara tersebut dan alat musik yang digunakan pun beragam. Berhubung aku masuk ke dalam kelompok 1 dengan tema Tari Belang Hatta, aku benar benar menyaksikkan tarian tersebut dan sangat memperhatikan penjelasan dari narasumber Borneo Etnika ini.
HARI KE 2
Kami mengunjungi kota Kutai Kartanegara atau Tenggarong beserta dengan rombongan peserta lain dan guru pembimbing. Perjalanan dimulai pukul 07.00 WITa. Dalam perjalanan menuju Kutai Kartanegara, kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Kami mengunjungi keraton yang terletak di Kutai Kartanegara dan bertemu langsung dengan narasumber yang merupakan masih tergabung dalam anggota kerajaan Kutai.
Kami diberikan penjelasan mengenai berbagai simbol yang digunakan sebagai tanda kedudukan dalam kerajaan kutai. Seperti simbol raja, pangeran, pengawal, hingga rakyat biasa. Kami juga diberikan informasi lebih mendalam seputar kerajaan kutai secara detail. Setelah itu kami berkunjung menuju museum mulawarman yang terletak tak jauh dari keraton tersebut. Disana benda-benda yang dipajang juga tak asing dari kerajaan kutai, sehingga dengan melakukan study tour ini peserta bisa melihat secara langsung dan mendapatkan informasi tanpa ada pihak lain.
Banyak informasi yang kami dapatkan dari hasil study tour dalam program JETRADA. Tak jauh dari rumah lamin dalam desa Budaya Pampang, terdapat rumah pernak-pernik yang menjual berbagai macam aksesoris dari suku Dayak. Mulai dari kalung, gelang, gantungan kunci, taring babi, hingga topeng kayu yang digunakan dalam tari-menari oleh suku Dayak. Disini kami dapat berinteraksi dengan melakukan wawancara mengenai aksesoris yang dijual disana. Aku menyempatkan untuk membeli dua buah gantungan kunci khas suku Dayak.
HARI KE 3
Hari selanjutnya, aku beserta peserta JETRADA yang lain, kembali melakukan study tour menuju daerah Samarinda seberang. Kami akan mengumpulkan informasi mengenai kain tenun Samarinda. Karena di hari ke 3 ini, kami akan mengunjunbgi langsung desa pengrajin kain tenun Samarinda yang sudah sangat terkenal. Kami mendatangi salah satu toko penjual kain tenun Samarinda, dan kami diberikan penjelasan dan dapat memantau langsung cara membuat kain tenun ini.
Disini juga terdapat alat yang digunakan untuk membuat kain tenun yang terbuat dari kayu atau cara kerjanya juga masih tradisional. Katanya kain tenun yang dibuat dengan alat tersebut, lebih mahal dibandingkan dengan membuat kain tenun dengan mesin. Untuk kain tenun dengan cara tradisional dijual dengan harga kurang lebih Rp.1.000.000,00 sementara jika menggunakan mesin sekitar Rp.100.000- Rp.200.000,00.
1 2
Apa kalian bisa tebak, nomor berapakah sarung tenun yang dibuat dengan cara tradisional dan bernilai tinggi ?
Disini aku juga diberikan tips dalam mencari kain tenun yang asli. Ciri kain tenun yang asli adalah terdapat jahitan di bagian tengah kain tersebut, karena dibuat dengan cara tradisional. Berbeda dengan cara yang dibuat dengan mesin, sehingga permukaan kain tanpa jahitan dibagian tengah.
Setelah melakukan eksplore selama 2 hari, kami kembali menuju hotel dan menyiapkan materi berdasarkan informasi yang sudah didapatkan dari hasil wawancara tersebut. Dan presentasi dilakukan saat sore hari dan dilanjutkan pada malam hari hingga pukul 23.00 Wita, sekaligus pengumuman pemilihan 10 siswa terbaik yang akan mewakili Kalimantan Timur di kegiatan JETRANAS bulan Agustus mendatang dan penutupan acara JETRADA 2017.
HARI KE 4
Di hari terakhir ini kami diberikan kesempatan untuk istirahat dan menikmati fasilitas hotel seperti berenang, gym, dan aktivitas lainnya. Karena sudah lama aku tidak berenang aku menyempatkan diri untuk berenang bersama peserta JETRADA lainnya dan menikmati suasana pagi dari puncak hotel tersebut.
JADI, APA YANG DAPAT KU SIMPULKAN DARI KEGIATAN INI ?
Yang pertama, aku senang bisa terpilih untuk mengikuti kegiatan JETRADA ini sekaligus mengenalkan kepada ku berbagai kebudayaan dan tradisi di Samarinda. Aku juga bisa mendapatkan banyak teman baru dan disini aku bisa sama-sama belajar untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok.
Masyaallah kegiatan yang sangat produktif dan positif sekali. Jadi melalui tulisan ini saya tahu bagaimana kebudayaan di Samarinda. Semoga selalu terjaga yaa kebudayaan di Samarinda. Semoga suatu saat bisa ke sana..
ReplyDeleteWaaah, keren banget acaranya. Ini bagus untuk menjaga nilai-nilai budaya. Supaya bisa dirasakan anak cucu kelak.
ReplyDeleteTari Belang Hatta baru dger gue. Dan keren juga keliatannya.
Beruntung banget lo bisa jadi peserta jatrada. Tapz!
Wah, kalo begini, sih, gue juga mau ikutan JETRADA. Sangat bagus acara yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini. Apalagi, kan sekarang mungkin anak muda kurang tahu lebih dalam tentang kebudayaan kita sendiri, dengan adanya JATRADA ini mungkin bisa memberi ilmu budaya yang belum diketahui khususnya bagi anak muda. :)
ReplyDeleteKegiatan kayak gini termasuk seru sih menurutku karena kita diingatkan kalo indonesia tuh kaya, banyak keberagaman yang ada di sana. Dan jangan sampe kita meninggalkan kebudayaan kebudayaan itu. Belum lagi dipostingan ini gw pengen banget sama kain tenunnya.. kalo boleh bagi dong :P
ReplyDeleteDi awal kamu ada nulis Kalbar tuh, typo ya? :)
ReplyDeleteWidih anak Kalimantan dong? Sama dong, sepulau kita. Aku dari Kalimantan Selatan, salam kenal ya.
Selamat udah terpilih buat ngeliat langsung gimana budaya daerah Samarinda. Aku pengen banget deh bisa eksplore budaya daerah sendiri. Aku pengen ngenalin juga ke teman-teman gimana budaya kita karena kan kebanyakan yang orang tau itu hanya Jawa dan Bali. Aku pengen budaya Kalimantan juga bisa dikenal Nasional :D
Wah aku paling seneng nih kalo ikut study tour, sambil belajar gitu tapi gak kerasa belajarnya, jadinya materi lebih gampang ngertinya. Jadi kepengen deh ikutaan JETRADA juga :)
ReplyDelete