Di sekolah gue, ada banyak jenis ekstrakulikuler yang disediakan . Karena , disekolah gue udah ada peraturan semua siswa siswi diwajibkan mengikuti ekstrakulikuler.Termasuk gue , dan pada akhirnya gue pun memilih ekstrakulikuler yang sesuai dengan diri gue sendiri yaitu "jurnalistik".Kenapa gue memilih ekstrakulikuler tersebut ? karena gue senang dengan hal hal yang berbau kamera,microphone,dan
Jadi ekstrakulikuler disekolah gue , itu dilaksanakan setiap hari sabtu pagi.Di hari sabtu itu , adalah hari dimana semua manusia disekolah mengikuti ekstrakulikuler termasuk gue.Jadi , waktu pemilihan ketua jurnalistik,gue mencalonkan diri untuk jadi ketua nya.Tapi , tuhan berkendak lain dan ternyata gue terpilih menjadi koordinator buletin dan harus menyiapkan "berita" dan harus dipasang setiap bulan WOOW !.
Sebenernya , gue mau mencari atau memilih ekstrakulikuler "debeater".Tapi , berhubung disekolah gue enggak tersedia,akhirnya gue memilih "jurnalistik" sebagai ekstrakulikuler yang gue minati.Jadi gue diberi tugas sama pembimbing jurnalistik gue untuk mewawancarai siswa siswi serta guru mengenai "full day school".Sebenernya kalo dilihat , masalah "full day school" itu udah berita yang terlewatkan ( lama ) , jadi berhubung ini merupakan tugas dari guru pembimbing maka gue akan flashback masalah full day school tersebut.
Satu persatu gue datangi , mulai dari temen sekelas,guru ppl , sampai orang yang enggak gue kenal.Tampil dengan percaya diri itu udah style gue , jadi ya enjoying aja . Akhirnya setelah sekian lama tim gue pun berhasil menemukan manusia yang secara sukarela mau menyumbang suara nya untuk diwawancara.Satu persatu mereka diberi pertanyaan yang udah kita diskusikan sebelumnya pertanyaan tersebut adalah "apa kata mereka tentang full day school ? ".Beragam jawaban udah tim gue catat dan siap diberikan ke guru pembimbing.Disini gue bertugas sebagai "juru kamera" artinya tugas gue disini adalah mengabadikan momen saat proses tanya jawab berlangsung.
Ada beberapa jawaban yang mungkin terdengar absurd , bisa juga terdengar aneh dan mungkin gak ada hubungannya dengan pertanyaan teraebut.Tapi bagaimana pun juga itu merupakan jawaban jawaban mereka.
Gue enggak setuju kalo gitu, masa kita harus sekolah seharian sedangkan setengah hari aja udah capek !
( Nabil - kelas X 2 ).
Dia berpendapat tidak setuju mengenai full day school dengan alasan "sekolah setengah hari aja udah capek".
Setuju (Bagus) buat perkembangan olahraga,kemudian juga buat pelajaran.
( Fadli Suardhana - Guru PPL ).
Dia berpendapat setuju dengan diadakannya full day school dengan alasan "buat perkembangan olahraga" ya karena dia merupakan guru olahraga.
Tidak setuju , karena tidak dapat meluangkan aktu untuk bermain.
( Ricky Wahyu - kelas X 5 ).
Dia berpendapat tidak setuju mengenai full day school dengan alasan "tidak dapat meluangkan waktu untuk bermain".
Setuju , karena pengurangan terhadap pr dan meningkatkan kecerdasan siswa.
( Andra Danindra - X 2 ).
Dia berpendapat setuju mengenai full day school dengan alasan "pengurangan terhadap pr dan meningkatkan kecerdasan siswa".
Menurutku , sudah kelewatan.Kasihan anak SD dan SMP karena belum berpengalaman.Sehingga , bisa merugikan orang tua.
M.Ade Munawar - X 7 ).
Dia berpendapat tidak setuju mengenai full day school dengan alasan "bisa merugikan orang tua".
Gue enggak setuju ! karena males sekolah lama - lama .
Muhammad Iqbal ( X 2 ).
Jawaban super singkat diberikan oleh anak kelas X2 dengan alasan "males sekolah lama lama".
Beberapa jawaban diatas adalah jawaban jawaban dari mereka yang waktu itu gue wawancarai sebagai tugas jurnalistik bersama tim gue..Karena gue merupakan koordinator buletin jurnalistik di sekolah , ini merupakan tantangan yang ekstream ha ha ha .Mungkin ada beberapa komentar atau tanggapan dari mereka yang terdengar absurd,sebenernya masih banyak lagi .Tapi bagaimana pun juga itulah jawaban jawaban mereka mengenai full day school di Indonesia.
Jadi ceritanya , gue akan flashback lagi masalah full day school yang pernah ramai dibicarakan di sejagat sosial media .Gue flashback dengan mewawancarai mereka bersama tim gue untuk memenuhi tugas jurnalistik yang dberi oleh guru pembimbing gue disekolah.
Ga terlalu ngerti sih full day school yang dimaksud sistemnya kaya gimana, tapi dulu waktu aku SMA, pulang jam set.2 trus jam 2 les lagi di sekolah, sama aja kan ya? Capek sih tapi nyatanya aku masih hidup nih sampe sekarang hahaha justru nanti kita bisa makin deket sama temen2 kita tauuuu. Jadi, nikmati ajah kalo itu benar2 terjadi
ReplyDeleteTJAKEP ! mau full day school apa enggak , kegiatan gue disekolah juga sama aja . Seharian juga :D
Deletehahahaha......kalo gue sih nggk setuju adanya program full day karena CAPEK DISEKOLAH LAMA - LAMA
ReplyDeletetapi disekolah gue, gue berangkat jam 7 pagi sampai 4 sore jadi gue disekolah selama 9 JAM, SEMBILAN JAM COYY.
btw, disekolah lo boleh bawa hp tah?
Kalo lo masih SMP udah jelas pasti enggak boleh bawa hp . Tapi , kalo SMA ya pasti udah boleh bawa hp.
DeleteKeren nih, semakin sukses aja nih bro. Terus semangat!
ReplyDeleteTJAKEP !
DeleteWah andai disekolah saya dulu ada yang beginian pasti asik
ReplyDeletePasti asyik !
DeleteGue sih setuju sama full day school kalo dibayar sama pemerintah. :D
ReplyDeleteBtw, bagus juga ya di sekolahnya ada ekskul jurnalistik. Di sekolah gue gak ada. Padahal gue nanti kuliah mau masuk jurusan ilmu komunikasi dan pasti yang dipelajari ada jurnalistiknya. :D
SEMANGAT JURNALISTIKNYA!! :)
YOI :D
DeleteWah kalo aku gak pede wawancara kayak gitu. Hihi. Padahal sebagai blogger kan kita juga kudu sedikit banyak tahu tentang ilmu jurnalistik biar kita kalo pas berkunjung ke suatu tempat bisa wawancara sama warga setempat. Keren siapa tahu suatu saat dapet kerja jadi kontributor surat kabar atau berita online
ReplyDeleteSIIP :D amiin ..
DeleteAsik... keren ini. Aku kampusku termasuk fakultas yg baru dibuka. Aku baru angkatan kedua. Dan belum ada majalah kampus.
ReplyDeleteAku ikut himpunan kampus, jadi Ketua Sub Jurnalistik, Hubungan Masyarakat. Aku bikin program membuat majalah.
berhasik... aku membuat majalah cetak dan digital pertama di kampus sekaligus yg versi digital pertama di kotaku. Sukses...! seneng bgt aku jadi pencetus majalah kampus. hihii.. tercatat dalam sejarah kampus.
daan ketika pelantikan mirip2 kaya kamu gitu. Praktek langsung tapi sesuai bidangnya. Reporter ngapain, designer ngapain, layouter, ngapain, gitu...
seru yaaaa....
btw, aku setuju ada fullday school, karena mencetak anak berkualitas. Dan fullday itu bukan belajar terus. Di dalamnya juga ada main, istirahat lama, pr minim. :D
Karena lagi, aku sudah ilfil dg sistem.pemmbelajaran sekolah negeri yang gak jelas kurikulumnya ganti2. Gak konsisten. Anak dibuat coba2 terus.
Trus fakta... anak pulang sekolah mainnya kadang aneh2. Pacaran juga wkwkw...
pemerintah hanya ingin mengarahkan anak memanfaatkan waktu luangnya jadi bermanfaat tapi bukan melulu dicekoki pelajaran. Daripada rokokan di pinggir jalan, ngecengin cewek2, trus sayang2an di rumah kosong?
wah hebat tuh , bisa jadi ketua sub jurnalistik . prok prok prok... dan bisa buat majalah cetak dan digital KEREN !!! . Kalo gue ada rencana nanti , bulan depan ( oktober ) 2016 , itu ada perlombaan majalah dinding tingka provinsi KALTIM - KALTARA . Doain ya semoga lancar :)
DeleteIh enak banget di sekolahnya ada ekskul jurnalistik. Wawancara orang, nyatet jawaban, cari narasumber. Meskipun masih sesama warga sekolah, tapi pasti itu cukup menantang juga ya. Apalagi kalo nggak kenal haha.
ReplyDeleteJawabannya macem-macem dan lucu-lucu. Nggak setuju karena gak bisa main. Itu jawaban terjujur dan mungkin curhatan dia juga kali ya. Emang bener sih, belajar terus-terusan tanpa ada waktu buat main itu malah bikin anak stress. Contohnya itu loh, kasus anak kecil yang stress karena dipress sama orang tuanya buat belajar dan les segala macem. Gak tega :(
Kadang ada juga , diminta pendapatnya mengenai full day school eh kesana sana nya malah jadi curhat ke gue coba !
DeleteHA HA HA , iya bener . Kan kita para pelajar/mahasiswa juga perlu refreshing jadi jangan terlalu banyak di bebankan dengan pekerjaan rumah ( PR DI SEKOLAH ).
Gue juga tim jurnalistik dari sekolah gue nih, ini lagi produksi majalah yang bentar lagi kelar.
ReplyDeleteBtw, menurut gue lu harus lebih lebih dalam lagi jika melakukan wawancara, bukan hanya sekedar alasan aja, setelah gitu habis.. Apalagi mau buat buletin gitu..
Wah mantep anak jurnalis juga ternyata ...
DeleteSiip sarannya , nanti ke depannya bisa gue perbaiki :) .
Tapikan gak jadi direalisasikan toh, wacana full day school. Kasihan aja sih murid dan guru2nya menurut gue kalo sampe full day school beneran. Si pak mentri tuh suruh tester dulu, sebulan lah sekolah full day, kalo dia berhasil baru diterapkan hehe
ReplyDeleteMiris aja kita sebagai anak indonesia, seolah harus jadi tikus percobaan kurikulum sekolah yanb sangat labil
asyik banget ini ada ekskul jurnalistik gitu. Keren banget wawancarain semua warga sekolah dengan pendapat mereka masing-masing. terus deadline nya 1 bulan sekali lagi harus terbit wkwk. semangat yee
ReplyDeleteAsik banget ini temanya. Tentang full day school yg menuai pro dan kontra. Tapi yg paling menggelitik jawaban 'males di sekolah lama-lama', lucu. Jujur amat itu bocah hihihi
ReplyDeleteKalo gue sih nggak setuju sama full day school. soalnya pelajaran hidup nggak dapat di sekolah.
ReplyDeletedapatnya diluar, pergaulan, sosial kepada sekitar. kalo setiap hari di sekolah gimana mau meluaskan relasi.
bersosialisasi ke masyarakat luar nanti yang susah. menurut gue sih gitu. haha
kok yg lu wawancarai nggak ada yg cewek.
Kalau ngebayangin harus full day school , aku kok berasa jadi karakter anime yang malam malam aja masih keliatan di jalan, baru pulang dan masih pake seragam lengkap. Aduuuu makasih banget. Sesekali bolehlah, tapi kalo keseringan, ntar jam main sama mama papa nya kapan?
ReplyDeletefull day school emang pro kontra banget si, untung gue udah lulus sekolah. hahahaha. Guru olahraganya pro sama full day school ya? asik tuh, guru olahraga emang bijak biasanya. kalau full day school seharian olahraga terus boleh juga tuh
ReplyDelete